Puncak B29 Sunrise Negeri di Atas Awan
Assalamualaikum wr. Wb
Di
tengah kegentingan menghadapi uas semester 2 dan dibayang-bayangi nilai yang
berantakan kami coba keluar dari itu semua dengan pergi ke suatu tempat yang
kata orang menakjubkan, negeri di atas awan. Puncak B29 terdengar asing
sebelumnya apalagi bagi orang yang jarang travelling, tapi keindahanya dibilang
setara dengan bromo bahkan melebihi. Keindahan itu akhirnya kami buktikan. Bersama Afrizal hermawan dan Thitansyah, 14 Mei 2017, inilah perjalanan menuju negeri di atas awan.
- Persiapan
Berhubung di sana suhu udara sangat dingin
wajib hukumnya bawa baju hangat, dua jaket dan tiga kaos pun saya bawa demi
keberlangsungan hidup disana, ditambah sarung tangan, buff, dan beberapa
makanan, untuk jaga- jaga saya juga bawa jas hujan yang pasti menambah beban di
tas. Untuk uang yang saya bawa kira kira sekitar Rp. 250.000. Oh ya, yang berencana
bermalam di sana gak usah repot2 bwa peralatan mandi, karena dijamin disana
gabakal mau mandi.
2. Perjalanan / rute
Sekitar pukul 9 kami kumpul depan kampus
upn, perjalanan Surabaya- lumajang idealnya 4 jam. Karena gk ada yang tau soal
jalan, kami mengandalkan google maps dan akhirnya salah jalur, Karena itu kami
tiba di lokasi pukul 14.00. Rute yang seharusnya kita ambil dari Surabaya –
sidoarjo – pasuruan – probolinggo- langsung ke desa argosari lumajang.
Sedangkan kami dari tongas probolinggo belok ke kanan arah bromo. Akhirnya
harus memutar lagi…
3. Sampai pintu masuk dan menuju puncak
Sesampai nya di tugu selamat datang kita
akan di kerubutin tukang ojek dan bapak2 yang menawarkan penginapan. Harga per
orang untuk satu malam Rp.50.000 sedangkan untuk ojek sampai ke puncak B29
ialah 100.000.
Berhubung cuaca mendung dan berkabut kita memutuskan untuk menyewa penginapan untuk
satu malam agar besoknya dapat melihat sunrise di puncak. (penginapan berbentuk
rumah dengan setiap ruangnaya diperuntukkan untuk tempat tidur).
Setelah meletakkan barang- barang di
penginapan dan istirahat sebentar, dengan motor vixion kami nekat pergi ke
puncak. Kondisi cuaca berkabut dan berembun dengan jarak pandang 10 meter suhu
sangat dingin sampai air embun yang ada di tangan mengktistal es, nafas ber
asap di tambah jalanan yang licin, tak jarang saya turun dan berjalan kaki demi
keselamatan bersama.
Sampai di puncak B29 cuaca tetap tak
bersahabat, gerimis rintik dan kekecewaan membasahi tubuh kami, sedikit foto
yang kita ambil dengan ekspresi yang seadanya. Kami pun kembali ke penginapan.
4. Bermalam di ketinggihan
Hawa dingin, tidak ada sinyal dan perut lapar
juga bayang- bayang kekecewaan esok hari bila cuaca tak kunjung baik
menyelimuti kami waktu itu. Tak ada yang bisa di lakukan selain mengisi perut
dengan roti dan saling menatap satu sama lain, tak lupa saling menguatkan :v
Malam hari dengan pertimbangan jalan yang
ekstrim kami menelfon ojek untuk datang ke penginapan, negosiasi berjalan alot
beliau mematok harga Rp. 100.000 per orang untuk biaya menuju puncak B29, waktu
itu uang tinggal sedikit, kami memelas dan akhrinya dapat Rp.90.000 untuk ke puncak
B30.
Kami dipersilahkan untuk segera
beristirahat agar besok fit meskipun susah tidur karna suhu ekstrim. Semoga besok cerah….
Pukul 03.00 dengan setelan kaos oblong rangkap tiga dan
dua jaket sekaligus kami berangkat ke puncak B30 dengan tiga orang ojek yang
sudah menunggu di depan.
Setelah keluar, syukur alhamulillah kami lihat cuaca cerah dengan
bintang yang nampak sangat jelas, indah dan dekat sekali. Perjalanan dapat
dinikmati, tidak ada cahaya selain sinar bulan dan lampu depan motor, romantis
sekali. Perjalanan lancar karena sudah dipegang oleh ahlinya.
Sampai di titik point pertama, saya sempat
bertanya kenapa berhenti di sini, beliau menjawab karna suhu di atas masih
sangat dingin, sembari menunggu saya sempatkan shalat subuh di salah satu
warung kopi yang berjejer di situ.
Sekitar 15 menit perjalanan pun dilanjutkan,
dan akhirnya dengan segala perjuangan kami sampai di puncak, kami sempat tidak
percaya telah sampai ke puncak, cuaca cerah dan
sapuan warna jingga di arah timur menyambut kami.
Di belakang terdapat
hamparan awan yang menyelimuti gunung bromo, inilah negeri di atas awan. Ingin
rasanya berjalan di atasnya. Kami menikmati suasana itu, romantisme alam dan
penciptaya di suguhkan kepada kami, waktu yang tepat untuk berintropeksi diri.
Kami bersyukur di beri ksesempatan mengunjungi tempat ini.
Puas memandangi keindahan alam dan
mengambil gambar, kami segera turun kembali ke penginapan untuk beres beres
barang dan segera pulang, tak lupa membayar upah ojek yang harus saya bayar,
tak di sangka beliau mempersilahkan kami untuk sarapan di rumahnya, kami sempat
menolak tetapi dengan keramahanya beliau kembali mengajak kami, kami pun meng
iya kan nya.
Di rumah beliau sudah tersedia makanan untuk kami sarapan, tak
lupa teh hangat di suguhkan kepada kami, sempat malu karena sudah keterlaluan
menawar ongkos ojek malah di beri sarapan gratis, hanya bisa mengucap
terimakasih, tulisan ini pun untuk beliau.
Kami sempat berfoto sebelum berpamitan pulang, 4 jam kemudian kami
sampai di rumah dengan selamat.
Sedikit tips yang ingin mengunjungi negeri
di atas awan B29 lumajang :
ü
Persiapakan kendaraan seoptimal mungkin karena
kondisi di lokasi terbilang ekstrim.
ü
Fisik harus dalam keadaan fit, dan lebih di
sarankan berolahraga beberapa hari sebelum berangkat.
ü
Membawa perlengkapan seperlunya terutama yang
dapat melindungi dari suhu dingin, makanan roti, dan uang yang cukup.
ü
Meminta izin ke orang tua dan berdo’a sebelum
keberangkatan.
ü
Tidak perlu memaksakan diri naik ke puncak
sendiri, lebih di sarankan menggunakan ojek, terutama kepada beliau yang sudah
saya share foto nya. :v
ü
kemanapun kita pergi tujuan utama ialah kembali
pulang dengan selamat.
Semoga tulisan ini bermanfaat, wassalamualaikum wr,wb.
Nice. Thanks infonya sangat bermanfaat gan
BalasHapusSama sama, terimaksih sudah berkunjung...
BalasHapus